Memang agak mengherankan bahwa kata basmallah tidak terdapat pada bagian sesudah surat ke 8 al Anfal dan sebelum memasuki surat ke 9 at Taubah, yang biasanya menjadi pembatas atau pemisah antara satu surat dengan surat yang lainnya seperti yang terdapat pada surat-surat yang lain. Kemungkinan-Kemungkinannya adalah sebagai berikut:
image by. arbamedia |
Pertama, Jumlah surat di dalam al-Qur'an ada sebanyak 114 surat, di mana antara satu surat dengan surat yang lain dibatasi oleh asbaabun nuzul dan juga basmallah. Kata basmallah sendiri berasal dari ayat yang terdapat pada QS.27 An Naml ayat 30 yang berbunyi, "Innahuu min Sulaimaana wa innahuu bismillahir rahmaanr rahiim". Tetapi mengapa kata basmallah itu tidak terdapat di antara surat ke 8 al Anfal dengan surat at Taubah, dan apa hubungannya antara surat at Taubah dengan ayat ke 30 dari surat an Naml?
Kata Taubah dari judul surat at Taubah mempunyai pengertian yang sama dengan kata Taubat atau Tobat. Taubah atau Tobat sendiri mempunyai pengertian perubahan, karena pada dasarnya orang yang bertaubat adalah orang yang dengan kesadarannya sendiri ingin mengubah suatu kondisi tertentu yang ada pada dirinya. Perubahan dari suatu kondisi atau keadaan tertentu yang sebelumnya sianggap buruk atau tidak baik, kepada kondisi yang lebih baik.
Hubungan kata Taubah atau tobat dengan QS.27 An Naml ayat ke 30 yang berbicara tentang nabi sulaiman yang mengirimkan surat kepada ratu Balqis dengan dimulai dengan kata "Bismillaahir rahmaanir rahiim", adalah karena pada dasarnya Nabi Sulaiman sebagai utusan Allah kepada umat manusia pada saat itu, ingin agar ratu balqis mengadakan suatu perubahan pada dirinya dan juga rakyatnya. Perubahan dari sebelumnya sebagai kaum yang menyembah Matahari, berubah menjadi kaum yang beriman kepada Tuhan yang Satu, Allah Subhaanahu wa ta'alaa. Mengubah kondisi Ratu Balqis dan juga rakyatnya dari kondisi kegelapan (kekafiran), kepada jalan terang (iman) menuju cahaya Illahi Rabbi sebagai Sang Pencipta.
Kemungkinan dengan tidak adanya kata basmallah sebagai batas diantara surat al Anfal dengan surat at Taubah adalah untuk mempertegas akan adanya hubungan yang sangat erat antara kata taubah dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman terhadap Ratu Balqis, mengajaknya untuk mengubah sikap dan pendirian menjadi manusia yang beriman kepada Allah SWT, Dengan demikian maka kata basmallah di dalam al-Qur'an akan tetap berjumlah sebanyak 114 buah, atau sebanyak jumlah surat dan sebanyak jumlah asbaabun nuzul. Dari jumlah kata basmallah sebanyak 114 buah, basmallah yang pertama terletak sebelum surat al-Fatihah, 112 buah ada diantara surat dengan surat, kecuali diantara surat al Anfal dengan surat at Taubah dan satu lagi pada sebagian dari ayat QS.27 an Naml ayat ke 30, yang sesungguhnya dari situ pula kata basmallah berawal.
Kedua, Dengan dipertahankannya jumlah kata basmallah sebanyak 114 buah di dalam al-Qur'an, maka hal ini akan semakin memperkuat pesan dari basmallah tentang nilai keimanan dan ketauhidan kepada Allah Sang Pencipta seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Dimana basmallah yang mempunyai nilai bilangan sebanyak 57 yang berasal dari penjumlahan dari nomor surat dan nomor ayatnya (QS.27 An Naml ayat ke 30, 27+30 = 57), atau separuh dari jumlah surat di dalam al-Qur'an, menjadi simbol dari bentuk pengalaman yang dilandasi oleh keimanan dan ketauhidan kepadaNya. Sebagai bentuk penyembang dari nilai bilangan sebanyak 57 yang lainnya yang mewakili orang-orang yang tidak beriman. Karena al-Qur'an sebanyak 114 surat juga berbicara tentang nilai keseimbangan, hal itu terbukti dari pernyataan-pernyataan al-Qur'an sendiri yang berbicara tentang hari akhir. Dimana akhirnya nanti manusia akan terbagi menjadi dua golongan, yaitu manusia yang berimanan kepada Allah Yang Maha Esa dan manusia yang tidak beriman kepadaNya.
"Tidak ada peksaan untuk (memasuki) agama (Islami); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia tlah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui."
"Allah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaiton, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS, Al Baqarah 256-257)
Dia hanya memberi pilihan karena manusia telah diberi-Nya akan dan pikiran, ada jalan yang baik dan ada pula jalan yang buruk, juga ada pertanggungjawaban dari manusia terhadapNya tentang apa yang telah dilakukannya di dunia ini, kelak di hari akhir.
Bertaubat adalah memohon pengampunan kepada Allah dari kesalahan masa lalu dalam rangka memperbaiki diri ke depan dengan melakukan perubahan. Perubahan dengan meninggalkan masa lalu yang buruk, mengarah ke masa depan yang lebih baik dari kegelapan kepada cahaya, seperti apa yang dianjurkan Allah di dalam al-Qur'an. Tetapi melakukan taubat atau melakukan perubahan pada diri sendiri itu sebaiknya harus dilandasi oleh kesadaran diri sendiri. Sekian dan semoga mendapat manfaat.
sumber: Iskandar Soemabrata
Kata Taubah dari judul surat at Taubah mempunyai pengertian yang sama dengan kata Taubat atau Tobat. Taubah atau Tobat sendiri mempunyai pengertian perubahan, karena pada dasarnya orang yang bertaubat adalah orang yang dengan kesadarannya sendiri ingin mengubah suatu kondisi tertentu yang ada pada dirinya. Perubahan dari suatu kondisi atau keadaan tertentu yang sebelumnya sianggap buruk atau tidak baik, kepada kondisi yang lebih baik.
Hubungan kata Taubah atau tobat dengan QS.27 An Naml ayat ke 30 yang berbicara tentang nabi sulaiman yang mengirimkan surat kepada ratu Balqis dengan dimulai dengan kata "Bismillaahir rahmaanir rahiim", adalah karena pada dasarnya Nabi Sulaiman sebagai utusan Allah kepada umat manusia pada saat itu, ingin agar ratu balqis mengadakan suatu perubahan pada dirinya dan juga rakyatnya. Perubahan dari sebelumnya sebagai kaum yang menyembah Matahari, berubah menjadi kaum yang beriman kepada Tuhan yang Satu, Allah Subhaanahu wa ta'alaa. Mengubah kondisi Ratu Balqis dan juga rakyatnya dari kondisi kegelapan (kekafiran), kepada jalan terang (iman) menuju cahaya Illahi Rabbi sebagai Sang Pencipta.
Kemungkinan dengan tidak adanya kata basmallah sebagai batas diantara surat al Anfal dengan surat at Taubah adalah untuk mempertegas akan adanya hubungan yang sangat erat antara kata taubah dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman terhadap Ratu Balqis, mengajaknya untuk mengubah sikap dan pendirian menjadi manusia yang beriman kepada Allah SWT, Dengan demikian maka kata basmallah di dalam al-Qur'an akan tetap berjumlah sebanyak 114 buah, atau sebanyak jumlah surat dan sebanyak jumlah asbaabun nuzul. Dari jumlah kata basmallah sebanyak 114 buah, basmallah yang pertama terletak sebelum surat al-Fatihah, 112 buah ada diantara surat dengan surat, kecuali diantara surat al Anfal dengan surat at Taubah dan satu lagi pada sebagian dari ayat QS.27 an Naml ayat ke 30, yang sesungguhnya dari situ pula kata basmallah berawal.
Kedua, Dengan dipertahankannya jumlah kata basmallah sebanyak 114 buah di dalam al-Qur'an, maka hal ini akan semakin memperkuat pesan dari basmallah tentang nilai keimanan dan ketauhidan kepada Allah Sang Pencipta seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Dimana basmallah yang mempunyai nilai bilangan sebanyak 57 yang berasal dari penjumlahan dari nomor surat dan nomor ayatnya (QS.27 An Naml ayat ke 30, 27+30 = 57), atau separuh dari jumlah surat di dalam al-Qur'an, menjadi simbol dari bentuk pengalaman yang dilandasi oleh keimanan dan ketauhidan kepadaNya. Sebagai bentuk penyembang dari nilai bilangan sebanyak 57 yang lainnya yang mewakili orang-orang yang tidak beriman. Karena al-Qur'an sebanyak 114 surat juga berbicara tentang nilai keseimbangan, hal itu terbukti dari pernyataan-pernyataan al-Qur'an sendiri yang berbicara tentang hari akhir. Dimana akhirnya nanti manusia akan terbagi menjadi dua golongan, yaitu manusia yang berimanan kepada Allah Yang Maha Esa dan manusia yang tidak beriman kepadaNya.
"Tidak ada peksaan untuk (memasuki) agama (Islami); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia tlah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui."
"Allah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaiton, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS, Al Baqarah 256-257)
Dia hanya memberi pilihan karena manusia telah diberi-Nya akan dan pikiran, ada jalan yang baik dan ada pula jalan yang buruk, juga ada pertanggungjawaban dari manusia terhadapNya tentang apa yang telah dilakukannya di dunia ini, kelak di hari akhir.
Bertaubat adalah memohon pengampunan kepada Allah dari kesalahan masa lalu dalam rangka memperbaiki diri ke depan dengan melakukan perubahan. Perubahan dengan meninggalkan masa lalu yang buruk, mengarah ke masa depan yang lebih baik dari kegelapan kepada cahaya, seperti apa yang dianjurkan Allah di dalam al-Qur'an. Tetapi melakukan taubat atau melakukan perubahan pada diri sendiri itu sebaiknya harus dilandasi oleh kesadaran diri sendiri. Sekian dan semoga mendapat manfaat.
sumber: Iskandar Soemabrata